HUBUNGAN ANTARA DURASI PENYAKIT, FREKUENSI HOSPITALISASI DAN TINGKAT KEPARAHAN GEJALA DENGAN KEJADIAN PUTUS OBAT PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

  • Dian Fitria STIKes RS Husada
  • Dhea Natashia
  • Tri Setyaningsih
  • Veronica Yeni STIKes RS Husada
Kata Kunci: Gangguan jiwa, kekambuhan, putus obat

Abstrak

Gangguan kejiwaan merupakan salah satu penyakit yang bersifat kronik, yang menurunkan produktifitas penderita, dan membutuhkan perawatan dan pengobatan dalam jangka panjang. Dalam proses perjalanan pengobatan sering kali pasien mengalami kambuh karena panjangnya proses pengobatan. Kejadian yang menimbulkan pasien kambuh salah satunya adalah putus obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pasien gangguan jiwa dengan kejadian kambuh, dan untuk mengetahui dampak dari kejadian putus obat terhadap lama mengalami gangguan jiwa, frekuensi hospitalisasi, dan tingkat keparahan gejala Ketika kambuh. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional study yang melibatkan 108 responden. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis bivariat dengan menggunakan uji independent t-test. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alasan keluarga membawa pasien kerumah sakit adalah munculnya gejala marah 26.1%, dengan alasan putus obat akibat tidak adanya pendamping pasien minum obat 23.5%. Penelitian juga menunjukan adanya hubungan lama mengalami gangguan jiwa, frekuensi hospitalisasi, dan keparahan gejala dengan putus obat pada pasien dengan gangguan jiwa. Berdasarkan hasil ini maka dibutuhkan peran keluarga dan discharged planning yang baik untuk mengurangi kekambuhan dan meningkatkan rehabilitasi menuju pasien yang mandiri dan produktif.

##plugins.generic.usageStats.downloads##

##plugins.generic.usageStats.noStats##
Diterbitkan
2023-05-31
Bagian
Articles

##plugins.generic.recommendByAuthor.heading##