Hubungan Komunikasi Keluarga dengan Angka Kekambuhan pada Remaja Pengguna Napza di Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda
Abstract
Keluarga dengan anak remaja, komunikasi dan saling pengertian antara orang tua dan anak perlu dikembangkan, agar keutuhan keluarga, kesibukan keluarga dan hubungan interpersonal dapat terjalin dengan baik. Komunikasi dikatakan penting khususnya pada keluarga dengan anak remaja, karena merupakan kunci pokok dimana keperdulian orang tua untuk menjadi teladan yang baik dalam hal bersikap, tutur kata dan perilaku agar menjadi model yang patut diikuti oleh remaja. Tujuan penelitian ini adalah Hubungan komunikasi keluarga dengan angka kekambuhan pada remaja pengguna napza. Penelitian ini adalah desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara komunikasi keluarga dengan tingkat kekambuhan pada remaja pengguna napza dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup melalui kuisioner yang akan dijawab oleh remaja pengguna napza. Jumlah sampel 30 responden (total sampling) remaja pengguna napza. Hasil: ditemukan bahwa keluarga dengan komunikasi tak efektif ada 15 (75%) responden dengan angka kekambuhan tinggi, sedangkan keluarga dengan komunikasi efektif terdapat 7 (70%) responden dengan angka kekambuhan rendah. Uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai p sebesar 0,045 lebih kecil daripada nilai alpha (0,05), dengan demikian hipotesis nol ditolak. Artinya secara statistik terdapat hubungan antara komunikasi dengan angka kekambuhan pada remaja pengguna napza. Nilai Odds Ratio (OR) didapatkan angka sebesar 7,00 yang artinya remaja yang memiliki komunikasi tak efektif memiliki odds ratio sebesar 7 kali lebih besar untuk kekambuhan tinggi dibandingkan dengan remaja yang memiliki komunikasi efektif.
Downloads
Copyright License:
This work is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License